Jakarta - Prabowo Subianto, capres yang digadang-gadang
Gerindra, memberikan kuliah politik. Sejumlah hal dia sampaikan terkait
perkembangan politik di Indonesia. Mulai dari aksi massa yang menutup
jalan hingga proses demokrasi yang terus berjalan di Indonesia.
"Jika
proses demokrasi tidak bagus maka akan ada perebutan kekuasaan secara
fisik. Sekarang sudah ada tanda-tanda. Misalnya para kades dan buruh
bisa tutup jalan itu karena mereka tidak percaya dengan tatanan politik
kita," kata Prabowo di acara kuliah umum yang digelar Soegeng Sarjadi
Syndicate di Hotel Four Seasons, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa
(18/12/2012).
Bagimana Buruh akan percaya dengan tatanan politik kalau buruh hidupnya tidak sejahtera dan selalu jadi objek penderita saja , lihat saja banyak buruh di pabrik yang tidak jelas status kepegawaiannya ,dan masa tua mereka tidak dijamin oleh pensiun ,jadi Buruh yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia layak untuk diberi hidup yang sejahtera dengan upah yang bisa memenuhi semua kebutuhan hidup keluarganya .
Karena itu harus nasib buruh terutama tentang upah, perumahan dan jaminan kesehatan harus ditingkatkan ,demikian Prabowo mengatakan
Prabowo juga menyampaikan, tidak perlu pesimis
dengan tatanan yang ada. Bagaimana pun semua pihak yang cinta Indonesia
tetap menjaga demokrasi. Walau misalnya pihaknya menemukan dugaan
kecurangan DPT pada Pemilu 2009, ada yang tidak sah sekian persen.
"Saya
komit pada proses yang demokratis, karena saya pernah alami
kondisi-kondisi di beberapa daerah tahun 70-an, 80-an, 90-an
pemberontakan-pemberontakan insurgensi. Saya pernah ikut operasi-operasi
militer. Saya pernah ikut dalam pertempuran, saya yamg paling mengerti
bahwa seorang warga negara harus cerdik dan cerdas, harus menyadari
bahwa kekerasan dan pertumpahan darah merugikan kepentingan masyarakat,"
urai Prabowo yang mengenakan batik coklat.
Prabowo juga percaya
bahwa demokrasi harus didukung. Prabowo mengaku dirinya siap menghadapi
tantangan untuk 2014. Dia membangun partai yang berideologikan Pancasila
dan UUD '45.
No comments:
Post a Comment